Dokter: Gejala Covid-19 Varian Apa Pun Hampir Sama

Selama ini publik melihat gejala varian Omicron didominasi gejala mirip flu, sedangkan varian Delta memicu gejala lebih parah termasuk sesak napas.

Jurnal NYCNews | Gejala Covid-19

Jakarta, NYCNews.id – Selama ini orang melihat gejala varian Omicron didominasi gejala mirip flu, sedangkan varian Delta memicu gejala lebih parah termasuk sesak napas.

Hanya saja, Ronald Irwanto, dokter spesialis penyakit dalam-konsultan penyakit tropik dan infeksi di RS Pondok Indah Puri Indah, menyebut sebenarnya gejala Covid-19 varian apapun memiliki gejala hampir sama.

Bacaan Lainnya

“Mau gejala Alfa, Delta, Omicron dan lain-lain gejalanya hampir sama. Demam, batuk, pilek, hilang penciuman, sesak napas. Enggak ada gejala khas [di tiap varian], semua varian Covid gejalanya hampir sama,” jelas Ronald dalam temu media bersama RSPI Group, Selasa (22/2).

Dia merujuk pada pembagian atau tingkat keparahan kondisi pasien Covid-19 menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO). WHO membagi keparahan kondisi pasien menjadi tiga yakni, non-severe, severe dan critical.

Non-severe, kondisi ini terbilang ringan tanpa gejala yang termasuk dalam tingkat severe maupun critical.

Severe, pasien yang masuk dalam kondisi severe memiliki gejala atau kondisi saturasi oksigen kurang dari 90 persen, terdapat tanda pneumonia, dan ada tanda gangguan pernapasan berat.

Critical, pasien dalam kondisi critical atau kritis memerlukan perawatan untuk memperpanjang hidup, terdapat sindrom gangguan pernapasan akut, sepsis (peradangan ekstrem akibat infeksi) dan syok sepsis.

Tren pandemi saat ini memang cukup berbeda dengan tren pandemi tahun lalu. Era varian Delta yang memuncak di Juni-Juli 2021 sempat membuat fasilitas kesehatan lumpuh, banyak pasien dengan kondisi gejala berat diikuti kasus kematian yang tinggi pula. Ronald berkata tahun lalu banyak pasien dengan kondisi severe dan critical.

“Di gelombang ketiga ini, trennya home-based care, bukan hospitalized (perawatan di rumah sakit). Tapi kita tidak bisa lepas dari kewaspadaan. WHO masih mengingatkan bahwa Omicron bisa jadi severe, bisa critical. Meski memang lebih besar di Delta [pasien yang severe dan critical] daripada Omicron,” katanya.

Kenapa ‘tren’ gelombang covid terlihat berbeda?

Ronald menduga ada dua hal yang membuat tren gelombang ketiga tidak seberat gelombang kedua atau varian Delta yakni, faktor virus dan cakupan vaksinasi.

Progresivitas varian Omicron lebih rendah dibanding Delta sehingga kebanyakan yang terpapar tidak sampai pada tahap memerlukan perawatan di rumah sakit. Kemudian cakupan vaksinasi yang semakin luas juga turut berkontribusi pada penurunan risiko perburukan gejala.

About Author

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *