Banggai butuh Pemimpin Daerah yang ‘so punya samua ‘dan ‘so selesai dengan urusan dirinya Sendiri

foto: Nadjamuddin Mointang, ASN pada Kementerian PANRB RI (foto pribadi diambil dari profile LinkendIn)

Jurnal NYCNews | Artikel By Nadjamuddin Mointang

Jakarta, NYCNews.id – Tidak lama lagi kita akan melaksanakan kembali pemilihan  kepala daerah di tahun 2024.. Para pemilih mulai memikirkan bagaimana sosok pemimpin ideal untuk daerahnya masing-masing dengan keragaman kultur, sumber daya alam yang berbeda-beda .

Kabupaten Banggai dengan keragaman suku, bahasa dan budaya serta kekayaan alam yang melimpah memiliki berbagai macam masalah pembangunan. Dengan demikian, peran pemimpin hasil PILKADA 2024 akan sangat penting untuk menyelesaikan masalah dan tantangan pembangunan, serta memanfaatkan potensi secara optimal. Yaitu dengan mendapatkan pemimpin terbaik yang berintegritas dan bebas konflik kepentingan, di samping mengidentifikasi hambatan dalam penjaringan pemimpin tersebut.

Bacaan Lainnya

Gagasan pentingnya karakter berintegritas dan bebas konflik kepentingan bagi seorang pemimpin perlu dianalisis lebih lanjut. Banyak pemimpin yang gagal melaksanakan atau mempertahankannya karena situasional dan transaksional yang berhubungan dengan jabatan dan kewenangannya.

Terdapat dua sifat manusia yang sangat mengganngu dalam  dalam kepemimpinan yaitu serakah dan tak pernah puas.  Tidak pernah ada kata cukup dalam diri pemimpin yang serakah. Keserakahan bersama dengan kesempatan menjadi katalisator terjadinya tindak pidana korupsi, Hal inilah yang harus dihindari dari seorang pemimpin.

Dengan demikian, pertanyaannya sekarang adalah bagaimana calon pemimpin dapat membentuk dan menjaga integritas serta bebas konflik kepentingan.  sebuah solusi supaya pemimpin yang terpilih tidak terlibat dalam tindakan Korupsi, Kolusi & Nepotisme , yaitu seorang pemimpin harus sudah selesai dengan dirinya sendiri bahwa pemimpin harus sudah selesai dengan pribadi atau hatinya. Yang diharapkannya adalah cuma ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala semata dan kemanfaatan  untuk masyarakatnya.

Arti  selesai dengan diri sendiri adalah wujud berdamai dengan diri sendiri, selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan untuk kelompok masyarakat yang dipimpinnya dengan terus bijak mencari pendekatan untuk memajukan masyarakat yang dipimpinnya. Hal ini lah yang kurang lebih yang bisa saya maknai dalam diskusi bersama Ibu Sulianti Murad beberapa waktu lalu.   , yaitu sosok yang sudah yakin dirinya sudah cukup (i am enough), yakin dirinya sudah selesai (i am finished), dan yakin dirinya memiliki ketahanan pribadi yang cukup untuk menyelesaikan permasalahan pribadi tanpa memanfaatkan wewenang atau kekuasaan yang dimiliki.

Kecukupan pribadi (iam enough) terindikasi dari perjalanan panjang atau rekam jejak karier dalam memimpin perusahaan atau organisasi lain termasuk memimpin partai. Modal inilah yang menjadi penting bagi calon pemimpin daerah kedepan.

Cita-cita pengembangan diri pribadinya sudah tercapai, yaitu berupa harta yang sudah diperolehnya untuk penyediaan kebutuhan hidupnya. kepribadian keluarganya tanpa perlu menggunakan kewenangan atas jabatan kepemimpinannya.

Sebagai kesimpulan, negara dalam pembinaan kepemimpinan nasional baik di jajaran pemerintahan pusat dan daerah baik untuk eksekutif, legislatif dan yudikatif harus memperhatikan kaderisasi untuk menjamin bahwa Indonesia tetap memiliki pemimpin yang berkompetensi baik dan berintegritas.

Pemimpin terbaik tersebut tidak hanya didapat dari usaha pengembangan kompetensi dan kepribadian calon saja, namun  menjadi sosok yang sudah selesai dengan dirinya sendiri adalah sebuah indikator calon pemimpin yang siap untuk menegakkan integritas dan bebas konflik kepentingan. (red/artikel/Nadjamuddin Mointang)

About Author

Pos terkait