Tangerang, NYCNews.id — Amerika Serikat menyatakan Presiden Volodymyr Zelensky tetap menjadi target utama agresi militer Rusia ke Ukraina.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, Ned Price, mengatakan salah satu alasan utama Zelensky menjadi target Rusia adalah karena sang presiden “dalam banyak hal mempersonifikasikan dan mewakili aspirasi demokrasi dan ambisi rakyat Ukraina”.
“Jadi tentu saja, dia (Zelensky) akan tetap menjadi target utama Rusia,” kata Price pada Kamis (24/2) malam.
Price mengatakan Zelensky dan timnya “akan membuat keputusan dalam beberapa jam hingga beberapa hari mendatang berdasarkan apa yang menjadi kepentingan terbaik mereka.”
“Berdasarkan apa yang menjadi kepentingan terbaik rakyat Ukraina, apa yang menjadi kepentingan terbaik negara Ukraina,” papar Price
Zelensky sendiri sudah menyadari hal itu. Dalam sebuah pernyataan video pada Kamis (24/2) malam, Zelensky mengatakan dia dan keluarganya menjadi target utama Rusia saat ini.
“Menurut informasi kami, musuh menandai saya sebagai target nomor 1 dan keluarga saya sebagai target nomor 2. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara,” papar Zelensky.
Zelensky juga menegaskan intelijen Ukraina memiliki informasi bahwa kelompok sabotase Rusia telah memasuki Ibu Kota Kiev.
“Namun, saya tetap tinggal di lingkungan pemerintah bersama dengan yang lain. Saya akan tinggal di ibu kota. Keluarga saya juga di Ukraina,” paparnya menegaskan.
Kemarin Rusia meluncurkan invasi melalui darat, udara dan laut menyusul deklarasi perang oleh Presiden Vladimir Putin.
Dikutip dari Reuters, diperkirakan lebih dari 100 ribu penduduk Kiev mengungsi saat ledakan dan tembakan mengguncang kota-kota besar. Pada pagi ini, Zelensky mengumumkan 137 orang tewas dan ratusan lainnya terluka karena serangan tersebut.
Putin mengatakan Rusia sedang melakukan operasi militer khusus untuk menghentikan pemerintah Ukraina melakukan genosida terhadap rakyatnya sendiri – sebuah tuduhan yang disebut Barat tidak berdasar.
Presiden negara Beruang Merah itu juga mengatakan Ukraina adalah negara tidak sah yang tanahnya secara historis milik Rusia.
Hingga Jumat siang waktu Indonesia, Rusia terus menyerang sejumlah titik di Ukraina. Setidaknya tiga ledakan besar terdengar di Kiev karena serangan rudal jelajah dan rudal balistik, sementara pos perbatasan di Zaporizhzhya juga diserang dan menewaskan beberapa pasukan.