Jurnal NYCNews | 60 Persen Pemudik Belum Balik, Pakar Ingatkan Potensi Macet Horor
Jakarta, NYCNews.id – Berdasarkan data Kementerian Perhubungan, sekitar 60 persen pemudik belum kembali ke Jakarta. Pengamat Transportasi dan Perkotaan Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan ada potensi perjalanan arus balik Lebaran terkunci alias macet parah.
Karena itu, dia mengingatkan warga yang hendak balik mudik agar mempersiapkan diri baik fisik maupun psikis untuk melakukan perjalanan.
“Karena jika terjadi perjalanan yang terkunci, para pemudik sudah membekali diri dengan berbagai persiapan,” kata Yayat saat dihubungi, Minggu (8/5).
Menurut Yayat, kepadatan kendaraan pemudik berpotensi terjadi pada Minggu (8/5) hingga Senin (9/5). Ia mengatakan petugas di lapangan perlu disiagakan selama 24 jam.
Ia menuturkan petugas mesti memperhatikan potensi kemacetan hingga di jalur alternatif atau jalur arteri.
Pengamat Transportasi Universitas Indonesia Andyka Kusuma mengungkapkan hal senada. Andyka berpendapat kepadatan kendaraan bisa terjadi sampai Senin esok hari, sehingga skema satu jalur atau one way perlu diterapkan lebih lama.
“Oleh karena itu, kita perlu persiapkan skenario one way yang lebih panjang periode waktunya,” kata dia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, hingga Sabtu (7/5) malam, baru sekitar 40 persen pemudik yang kembali ke Jabodetabek. Ia pun mengimbau pemudik melakukan perjalanan balik setelah 8 Mei untuk mencegah kemacetan parah.
“Hari ini adalah puncak, akhir dari masa libur. Jumlah (pemudik yang belum kembali) sangat besar, mengkhawatirkan,” kata Budi.
Sementara itu, pemerintah memperpanjang waktu libur anak sekolah sampai 12 Mei 2022. Pemerintah juga mengimbau perusahaan memberikan cuti tambahan kepada karyawan atau menerapkan kebijakan bekerja dari rumah (WFH) usai libur Lebaran.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berharap kondisi arus balik yang saat ini masih terkendali bisa bertahan. Ia berharap relaksasi yang diberikan kementerian/lembaga dan asosiasi perusahaan membuat masyarakat dapat menentukan jadwal kepulangan yang nyaman.
“Dengan relaksasi untuk mengatur perjalanan arus balik diharapkan masyarakat bisa kembali dengan nyaman dan pemerintah bersama stakeholder bisa memberikan pelayanan yang lebih baik,” kata Listyo.
About Author
