Palu, Nycnews.id. – Suasana debat publik ketiga di Sriti Convention Hall, Palu Barat, pada Senin malam, 18 November 2024, menjadi panas ketika Mayor Jenderal Purnawirawan TNI AD, Sulaiman Agusto Hambuako, melontarkan pertanyaan yang memicu reaksi emosional dari salah satu pasangan calon gubernur. Dengan tema “Penyelarasan dan Konektivitas Pembangunan Pemerintah Pusat dan Daerah,” acara ini menarik perhatian masyarakat, termasuk media nasional.
Dalam segmen tanya-jawab, Agusto, yang kini menjadi calon wakil gubernur, mengajukan pertanyaan kepada pasangan calon nomor satu (Paslon 01) terkait tiga ancaman besar bangsa: narkoba, terorisme, dan korupsi. Pertanyaan ini, menurutnya, bertujuan untuk menggali langkah-langkah konkret pasangan calon dalam menghadapi ancaman yang disebut sebagai extra ordinary crime (kejahatan luar biasa).
Namun, respons dari Cagub Ahmad Ali, yang tampak emosional, menyebut pertanyaan tersebut sebagai isu lama yang selalu muncul setiap lima tahun. Ahmad Ali bahkan menantang Agusto untuk memberikan bukti terkait tuduhan keterlibatannya dalam isu terorisme di Poso. “Buktikan kalau saya terlibat terorisme,” tegasnya.
Klarifikasi Resmi Pusat Data Sangganipa
Menanggapi polemik ini, Pusat Data, IT, dan Media Sangganipa, yang menjadi tim resmi Agusto, mengeluarkan siaran pers pagi ini, Selasa (19/11). Dalam rilisnya, Sangganipa menegaskan bahwa pertanyaan Agusto bersifat umum dan tidak bermaksud menuduh atau menyinggung secara spesifik, termasuk konflik terorisme di Poso.
“Pertanyaan Pak Agusto sederhana: Jika terpilih, apa langkah konkret Anda menghadapi ancaman narkoba, terorisme, dan korupsi? Tidak ada maksud spesifik atau personal,” tulis rilis tersebut. Sangganipa juga menyebut respons emosional dari Paslon 01 sebagai reaksi yang keluar dari konteks.
Isu Perempuan Juga Disorot
Selain itu, Agusto juga mempertanyakan visi dan misi pasangan calon nomor dua (Paslon 02) terkait komitmen terhadap perempuan. Pertanyaan ini muncul sesuai dengan segmen yang diarahkan oleh moderator. Sangganipa menegaskan bahwa pertanyaan tersebut tidak bermaksud menyindir isu-isu viral yang sedang ramai di media sosial.
“Tidak ada niat menyindir. Ini murni berdasarkan analisis terhadap visi-misi mereka yang belum menyoroti perhatian terhadap perempuan,” tulis Sangganipa.
Pengalaman Agusto di Medan Debat
Sebagai mantan Panglima Komando Daerah Militer yang berpengalaman memimpin di dua provinsi Kalimantan, Agusto dianggap memiliki strategi debat yang terukur dan memahami psikologi lawan. “Namanya juga jenderal tentara. Beliau paham kapan harus menyerang, kapan harus bertahan, dan bagaimana menguasai medan,” ujar salah satu anggota tim suksesnya.
Debat ketiga ini tidak hanya memperlihatkan kualitas visi dan misi masing-masing kandidat, tetapi juga strategi komunikasi politik mereka dalam menghadapi isu-isu besar. Publik kini menantikan bagaimana pasangan calon akan menjawab polemik yang berkembang menuju hari pemilihan.