Jurnal NYCNews | Pengamat Duga Ada Intervensi di Koalisi Indonesia Bersatu, PAN Bantah
Jakarta, NYCNews.id – Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio menduga ada peran Istana dalam pembentukan ‘Koalisi Indonesia Bersatu’ yang terdiri dari Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) karena ketiganya merupakan partai koalisi pemerintah.
“Ada sebuah pertanyaan besar, apakah ada arahan dari Istana? Karena tiga-tiganya parpol koalisi pemerintah. Nah, apakah itu untuk menyelamatkan tokoh kemudian parpol. Dan itu tadi pertanyaan terbesar ini ada arahan Istana atau tidak,” kata Hendri dalam diskusi dalam diskusi Polemik Trijaya ‘Kasak Kusuk Koalisi Partai dan Capres 2024’, Sabtu (14/5).
Kecurigaan itu juga berangkat dari sikap Golkar dan PAN yang sempat mendukung wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.
Selain itu, lanjut Hendri, koalisi ketiga partai tersebut belum memiliki tujuan yang jelas. Menurutnya, bisa jadi partai yang berkoalisi itu memang hanya bermaksud menyelamatkan diri di 2024 karena elektabilitas yang semakin menurun.
“Tujuannya masih misterius. Khusus PPP dan PAN ini kan posisi elektabilitasnya ngeri-ngeri sedap. Apalagi PPP hanya 4 koma, kemudian merapat kepada Golkar apakah tujuannya untuk menyelamatkan partainya atau tidak,” ujar dia.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno mengatakan, para ketua umum dari ketiga partai telah melakukan komunikasi yang cukup intens sebelum melakukan pertemuan hingga terbentuknya koalisi.
Eddy juga menegaskan tidak ada inisiator soal pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu. Ia pun memastikan tidak ada intervensi pihak lain dalam pembentukan koalisi, terutama pihak Istana.
“Saya pastikan setiap ketum partai datang dengan independensi masing-masing, semua sudah bahas di internal. Ini koalisi terjalin enggak ada arahan-arahan, datang dari ketum masing-masing, tidak ada arahan dari pihak luar,” tegas Eddy.
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ade Irfan Pulungan juga membantah dugaan keterlibatan istana dalam pendirian koalisi Partai Golkar, PAN, dan PPP.
“Tidak ada kaitannya istana dengan pertemuan itu. Ini kan hanya silaturahmi, dalam rangka Lebaran. Sah-sah saja bertemu,” kata Irfan saat dihubungi NYCNews.id, Sabtu (14/5).