Jakarta, NYCNews.id – Tahun Baru Imlek 2022 atau 2573 Kongzili jatuh pada Selasa 1 Februari 2022. Salah satu pedagang aksesoris Imlek, Indra (45) menyebut pada perayaan Imlek tahun ini dia berhasil meraup omset ratusan juta dalam kurun waktu sebulan.
“Omset kalau untuk ini sekitar Rp 100 juta per bulan,” ujar Indra saat ditemui di Kawasan Pecinan, Pasar Glodok, Tamansari, Jakarta Barat, Minggu (30/1/2022).
Dia mengaku telah berdagang aksesoris Imlek selama 10 tahun. Namun, dia hanya menjadi pedagang musiman saat menjelang Imlek.
“Kalau musiman saya dari awal Desember tanggal 1 kemarin,” kata Indra.
Selain itu, dia bersyukur menurutnya tahun ini sedang banyak pembeli. Jika dibanding tahun lalu, pendapatannya tahun ini naik sekitar 80 persen.
“Alhamdulillah bersyukur omsetnya naik tahun ini sekitar 80 persen lah. Kalau nggak pandemi full 100 persen bahkan bisa Rp 300 juta per bulan,” jelasnya.
Dia menjual dagangannya dengan harga yang bervariasi. Untuk lampion, dia menjual mulai dari harga Rp 300 – Rp 1 juta sedangkan untuk pajangan bunga dia menjual mulai dari harga Rp 100 ribu – Rp 2 juta.
“Ya semoga tahun depan bisa lancar tidak ada pandemi COVID-19 lagi. Udah gitu aja,” ungkap Indra.
Tak jauh dari lokasi, Inaratu (20) yang juga pedagang musiman mengaku pendapatannya tahun ini jauh lebih baik dibanding tahun lalu. Ini dikarenakan banyak pembeli yang mendatangi Pasar Glodok untuk membeli perlengkapan Imlek.
“Udah mulai ramai apalagi kemarin weekend buat beli perlengkapan Imlek,” kata Ratu.
Dia menjual berbagai jenis aksesoris Imlek dengan harga yang bervariasi. Mulai dari Angpao yang seharga Rp 10 ribu hingga lampion dengan harga termahal Rp 600 ribu.
“Kalau dari awal jual (omset) sudah puluhan ya tapi belum ratusan juta,” ungkapnya.
Pantauan NYCNews pukul 16.50 WIB, ramai warga padati Pasar Glodok, Minggu (30/1/2022). Kawasan ini dikenal dengan Kawasan Pecinan Glodok, di mana banyak pedagang dan pembeli memadati lokasi ini jelang perayaan Tahun Baru Imlek.
Terlihat di lokasi, warga ramai mengunjungi pedagang aksesoris Imlek. Mereka terlihat pergi bersama keluarganya masing-masing.
Sayup-sayup terdengar tawar-menawar antara pedagang dan pembeli. Mayoritas pembeli dipenuhi oleh masyarakat Tionghoa.
Tak sedikit juga dari mereka yang menggunakan bahasa ‘Tionghoa’ dalam bertransaksi. Kebanyakan dari mereka mencari lampion serta angpao.
Tak hanya pembeli, pedagang aksesoris Imlek juga ramai di lokasi ini. Di dalam pasar, nuansa warna merah sangat mendominasi.
Pajangan lampion, karangan bunga, pakaian berwarna merah nampak terlihat jelas di jejeran gerai pedagang. Selain itu, terlihat juga pedagang kue keranjang di lokasi ini namun jumlahnya tak sebanyak pedagang aksesoris.