Tito: SKT Apdesi Surtawijaya Bukan Baru, Tapi Perpanjangan

Mendagri Tito Karnavian menjelaskan perpanjangan SKT DPP Apdesi kubu Surtawijaya baru terbit sehari sebelum acara Silatnas di Istora Senayan, Jakarta.

Jurnal NYCNews | Tito: SKT Apdesi Surtawijaya Bukan Baru Tapi Perpanjangan

Jakarta, NYCNews.id – Menteri dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengakui perpanjangan surat keterangan terdaftar (SKT) DPP Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) pimpinan Surtawijaya terbit sehari sebelum acara Silaturahmi Nasional (Silatnas).

Acara yang digelar di Istora Senayan, Jakarta itu berbuntut panjang karena para peserta yang notabene merupakan kepala desa menyerukan dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiga periode.

“Sehingga akhirnya perpanjangan SKT memang satu hari sebelumnya. Karena apa? Karena terlalu lama di Polpum (Ditjen Politik dan Pemerintahan Umum),” kata Tito dalam rapat dengan Komisi II DPR, Selasa (5/4).

Tito menegaskan SKT DPP Adepsi bukan baru pertama kali diterbitkan, melainkan perpanjangan. Menurutnya, pengajuan perpanjangan juga telah diajukan lebih dari sebulan sebelumnya.

“Sehingga diterbitkan lah pada satu hari sebelum itu. Kenapa? Karena mereka mau buat acara tapi dihambat oleh Kemendagri. Bukan yang baru, ini perpanjangan,” katanya.

Mantan Kapolri itu mengklaim pihaknya tak tahu menahu soal deklarasi dukungan Jokowi tiga periode dalam acara tersebut. Seruan itu pun disampaikan saat ia dan rombongan Jokowi hendak keluar Istora dan meninggalkan acara.

Namun, kata Tito, seruan Jokowi tiga periode tak lebih dari aspirasi masyarakat. Ia menegaskan pihaknya tak ikut campur dalam dukungan tersebut dan memastikan acara DPP Apdesi bukan panggung politik.

“Di media kemudian muncul kok tiga periodenya yang muncul. Itu kan spontan-spontan aja, wajar-wajar aja kalau orang spontan mau, ini negara demokrasi,” katanya.

Sebelumnya, Apdesi kubu Arifin Abdul Majid mengungkap DPP Apdesi pimpinan Surtawijaya baru mendapat SKT sehari jelang acara Silatnas di Istora Senayan, Jakarta.

Arifin menilai hal itu janggal. Ia pun menyesalkan Apdesi telah dipakai untuk kepentingan politik, serta menggiring opini seolah-olah seluruh kepala desa mendukung perpanjangan masa jabatan presiden.

“SKT itu juga baru terbit sehari sebelum acara Silatnas di Istora itu. Ini kan janggal,” kata Arifin, Selasa (5/4).

About Author

Pos terkait