Jakarta — Tesla akhirnya memberhentikan ratusan pekerja khusus tim autopilot setelah menutup pabrik pembuat kendaraan listrik (EV) di California, Amerika Serikat.
Karyawan yang terkena dampak baru diberitahu pada Selasa, (28/6) waktu setempat, atau bertepatan dengan hari ulang tahun Elon Musk.
Menurut sumber yang dikutip Strait Times, ini merupakan PHK karyawan terbesar yang pernah terjadi di perusahaan tersebut.
Tim di kantor San Mateo ditugaskan untuk mengevaluasi data kendaraan pelanggan terkait dengan fitur bantuan pengemudi Autopilot dan melakukan pendataan.
Sumber tersebut juga mengatakan kalau ada sekitar 200 pekerja yang di PHK. Cukup banyak jumlah karyawan yang dipecat adalah spesialis anotasi data yang berstatus karyawan tetap maupun kontrak.
Kantor Tesla di San Mateo diketahui memiliki 350 karyawan, beberapa di antaranya telah dipindahkan ke fasilitas terdekat. Mereka bertugas melabeli gambar untuk mobil dan lingkungan yang mereka navigasikan, seperti rambu jalan dan jalur lalu lintas.
Pemotongan karyawan tersebut merupakan bagian dari upaya untuk memangkas jajaran karyawan tetap. Tesla diketahui tidak melakukan perekrutan karyawan dalam beberapa tahun terakhir.
Perusahaan, yang sekarang berkantor pusat di Austin, Texas, telah berkembang menjadi sekitar 100.000 karyawan secara global saat membangun pabrik baru di Austin dan Berlin.
Awal bulan ini, Elon Musk mengejutkan para pekerja usai mengatakan PHK akan dilakukan akibat dampak dari goyangnya perekonomian perusahaan. Dalam klarifikasinya kepada Bloomberg, Musk mengatakan sekitar 10 persen karyawan tetap akan kehilangan pekerjaan mereka selama tiga bulan ke depan.
Upaya perampingan pemimpin pasar mobil listrik telah berfokus pada area yang tumbuh terlalu cepat. Beberapa pekerja dan insinyur diketahui telah diberhentikan dan dalam beberapa kasus, karyawan yang baru bekerja beberapa minggu juga terkena pemecatan.
“Bahan penting untuk melatih Deep Neural Networks yang kuat, yang membantu menggerakkan kendaraan Tesla secara mandiri”.
Saham Tesla turun kurang dari satu persen pada pukul 17.59 setelah perdagangan reguler di New York, Selasa (28/6). Saham jatuh 34 persen tahun ini sampai penutupan Selasa, dibandingkan dengan penurunan 20 persen dalam Indeks SP 500.
(dikutip:www.cnnindonesia.com/pa/nycnews)