Relawan Anies Minta Jokowi Belajar dari SBY Soal Tunda Pemilu 2024

Relawan Anies Baswedan meminta Presiden Jokowi mengikuti jejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam merespons wacana penundaan Pemilu 2024.

Jurnal NYCNews | Relawan Anies Minta Jokowi Belajar dari SBY Soal Tunda Pemilu 2024

Jakarta, NYCNews.id – Relawan Anies Baswedan, Geisz Chalifa meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengikuti jejak Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam merespons wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden.

Geisz menyebut, meski menang telak dengan memperoleh 67 persen di periode keduanya pada Pilpres 2009, SBY memutuskan tak memperpanjang masa jabatannya karena dibatasi konstitusi UUD 1945.

Bacaan Lainnya

“Kemarin SBY itu periode kedua menang dengan 67 persen suara. Satu putaran. Dia menang di periode keduanya itu,” ucap Geisz di diskusi Total Politik, Minggu (27/2).

“Ketika saatnya berhenti, dia berhenti. Cukup sampai di situ. Tirulah dia dalam konteks demokrasi ya,” tambahnya.

Selain SBY, Geisz juga meminta Jokowi mengikuti langkah mantan Presiden BJ Habibie pada 1998 saat menggantikan Presiden Soeharto. Kala itu, menurut dia, meski banyak pihak yang mendorong Habibie melanjutkan masa jabatan, dia tetap memilih berhenti.

Dia lalu menyinggung periode kepemimpinan Presiden Soeharto yang menjabat Presiden selama 32 tahun. Banyak pihak kemudian menolak Soeharto hingga akhirnya jatuh. Kata dia, jika Jokowi tak tegas menolak tawaran perpanjangan, mantan Wali Kota Solo itu tak berbeda dengan Soeharto.

“Sudah ada yang mengingatkan, orang-orang yang berbeda sikap dengan Soeharto. Kalau ini diteruskan bedanya apa dengan Soeharto?” Ucap Geisz.

Geisz mendukung penjelasan dari ahli hukum tata negara sekaligus Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra bahwa perpanjangan masa jabatan presiden tidak memiliki landasan hukum.

Dia khawatir jika wacana itu terealisasi, justru akan menimbulkan kevakuman legitimasi kekuasaan, sehingga memicu konflik di tengah masyarakat.

“Dan ini sebagai negara sangat berbahaya apabila kita memiliki seorang presiden, yang tidak memilik legitimasi hukum. Itu sangat berbahaya sekali,” ucapnya.

About Author

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *