Rahmad Djalil Pemerhati Lingkungan Tolak Perluasan Pelabuhan: Bosano Ajak Aparat Hukum Bersatu

Banggai Sulteng, NYCNews.id – Sebagai suara pemerhati lingkungan yang vokal, Rahmad Djalil, atau yang lebih dikenal sebagai Bosano, menegaskan penolakannya terhadap rencana perluasan pembuatan pelabuhan oleh PT. Empros Jaya di Desa Rang-rang, Kecamatan Masama. Dalam sebuah pernyataan, Bosano menggugah kesadaran akan pentingnya menjaga kawasan Mangrove sebagai penahan abrasi dan rumah bagi beragam biota laut yang melimpah.

“Jangan lagi adanya pembabatan hutan Mangrove,” ujar Bosano, yang juga Ketua Adat Kecamatan Masama. Dia menyoroti rencana aktivitas penambangan Batu Gamping yang disinyalir akan merusak ekosistem Mangrove yang kaya akan kehidupan laut. Bosano menekankan bahwa keberadaan Mangrove bukan hanya sebagai aset ekonomi, tetapi juga sebagai penjaga keseimbangan ekosistem laut.

Dalam keterangannya, Bosano juga menyoroti kehadiran perusahaan tambang nikel di wilayah tersebut. Meskipun memberikan harapan baru dalam pengelolaan sumber daya mineral, Bosano mengingatkan bahwa ekspansi industri harus mempertimbangkan keberlanjutan lingkungan dan kehidupan masyarakat setempat.

Bacaan Lainnya

Menyadari urgensi perlindungan Mangrove, Bosano meminta dukungan dari Pemerintah Daerah dan Provinsi untuk menolak izin alih fungsi hutan Mangrove demi kepentingan perluasan pelabuhan. “Manfaat Mangrove jauh lebih besar dari pada penambangan,” tegas Bosano.

Bosano juga mengajak aparat penegak hukum dan lembaga terkait untuk melindungi kawasan Mangrove serta mengambil tindakan tegas terhadap pelaku yang merusak lingkungan.

Dalam penutup pernyataannya, Bosano menekankan bahwa Mangrove bukan hanya sekadar hutan, tetapi merupakan sistem yang mengatur nutrisi di perairan laut dan menyediakan tempat bagi berbagai spesies laut untuk berkembang biak. Dengan demikian, penolakan terhadap perluasan pelabuhan menjadi sebuah tuntutan moral dan keberlanjutan bagi kehidupan di masa depan.

About Author

Pos terkait