Jurnal NYCNews | Rusia Mulai ‘Frustasi’ Karena Perlawanan Keras Ukraina
Jakarta, NYCNews.id – Seorang staf senior Pentagon menyebut Rusia ‘frustrasi’ menghadapi perlawanan keras yang dilakukan pasukan Ukraina. Perlawanan keras ini memperlambat pergerakan Rusia dan menahannya di bagian luar Kiev.
Menurut informasi Pentagon, Rusia sekarang memiliki setidaknya 50 persen dari kekuatan invasi besar-besaran di Ukraina. Tetapi, pasukan itu membuat kemajuan yang lambat pada tiga titik invasi, karena perlawanan keras yang tak terduga dari Ukraina.
“Kami memiliki indikasi bahwa Rusia semakin frustrasi dengan kurangnya momentum selama 24 jam terakhir, terutama di bagian utara Ukraina,” kata pejabat yang memberikan keterangan secara anonim ini, seperti dikutip AFP.
Pentagon mengklaim invasi Rusia memiliki kekuatan lebih dari 150 ribu tentara, kendaraan berat, rudal, dan serangan udara. Namun, serangan tersebut dinilai tidak berkembang seperti yang diharapkan sejak dimulai pada Kamis (24/2).
“Pertahanan udara Ukraina, termasuk pesawat, terus beroperasi dan terus terlibat dan menghilangkan akses ke pesawat Rusia di tempat-tempat di negara itu,” kata staf Pentagon tersebut.
Ia mengatakan, sebagian besar pasukan Rusia saat ini tetap berada sekitar 30 kilometer di luar Kiev.
Kemudian, ia juga mengatakan perlawanan Ukraina saat ini masih berada di tingkatan yang ‘layak’, dan sekutu Barat masih bisa mengirimkan senjata serta pasokan lain meski ada serangan Rusia.
“Berdasarkan apa yang kami amati, bahwa perlawanan ini lebih besar dari yang diharapkan Rusia,” katanya.
Rusia lebih berhasil dalam serangan dari wilayah Krimea dan Laut Hitam di selatan.
“Tapi di utara, di situlah perlawanan paling keras. Masih ada pertempuran sengit di dalam dan sekitar Kharkiv [serta di utara Kiev],” kata pejabat Pentagon itu.
Di Moskow, pada Sabtu (26/2) , Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, tentaranya telah diperintahkan untuk memperluas serangan setelah Kiev menolak tawaran pembicaraan di Belarus.
“Hari ini semua unit diberi perintah untuk mengembangkan serangan dari segala arah sesuai dengan rencana operasi,” kata Juru Bicara Militer Rusia, Igor Konashenkov.
Hingga saat ini, invasi Rusia ke Ukraina disebut telah mengambil 198 korban nyawa, 3 di antaranya merupakan kelompok anak.
Meski demikian, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersumpah negaranya tidak akan menyerah kepada Rusia.