Jakarta, NYCNews.id – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen sampai ada keputusan dari pemerintah pusat. Sementara, Pemerintah Kota Surabaya mengurangi kapasitas sekolah menjadi 50 persen.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sudah mengusulkan agar PTM dihentikan sementara imbas lonjakan Covid-19.
Kepala Bidang Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radjagah mengatakan sampai saat ini belum ada keputusan dari pemerintah pusat terkait permintaan tersebut.
“Iya betul [masih PTM]. Kita kan pegangannya SKB 4 menteri,” ujar Taga saat dihubungi, Kamis (3/2).
Berdasarkan aturan dalam SKB 4 menteri, sekolah-sekolah yang berada pada PPKM Level 1 dan 2 dapat melaksanakan PTM 100 persen. Syaratnya, capaian vaksinasi dosis 2 pada peserta didik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen dan capaian vaksinasi dosis 2 pada warga lansia di atas 50 persen.
Saat ini, berdasarkan Instruksi Mendagri (Inmendagri) terakhir, Jakarta masih berada pada PPKM Level 2 dan sudah memenuhi syarat-syarat di atas.
“Itu kan mensyaratkan ketika sebuah wilayah level PPKM-nya 1 atau 2 lalu jumlah vaksin penerima lansia di atas 50 persen, positivity rate di bawah 5 persen itu boleh melaksanakan PTM,” ujar Taga.
“DKI masih seperti itu, karena Inmendagri yang terakhir juga mengatakan DKI masih level 2,” imbuhnya.
Anies sebelumnya meminta izin kepada koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Panjaitan untuk menghentikan sementara PTM di Jakarta selama satu bulan. Pihak jubir Luhut mengaku masih memproses usulan itu.
Terpisah, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menerapkan PTM menjadi 50 persen saja dan meniadakan dua sif 100 persen.
“PTM 50 persen dalam sehari. Biasanya kan ada dua shift 100 persen, mulai hari ini saya hentikan dulu. Mekanismenya, sehari masuk, sehari enggak, hanya ada satu shift 50 persen,” katanya, Kamis (3/2).
Hal itu tak lepas dari lonjakan angka positif Virus Corona harian di Surabaya yang mencapai 587 kasus per Rabu (2/2).